P I L I H E D I S
I | April 2003 | Mei | Juni | Juli | Agustus | September | Oktober | Nopember | Desember | Januari | Februari | Maret 2004 |
PENDAHULUAN
Ikan asap merupakan produk olahan yang siap untuk dikonsumsi,
artinya tanpa dilakukan pengolahan atau pemasakan ikan asap sudah siap untuk
disantap, karena selama proses pengasapan ikan telah mendapat perlakuan panas
yang cukup untuk memasak daging ikan dan sekaligus membunuh sebahagian besar
bakteri yang terdapat pada ikan. Selain itu pengasapan juga menghasilkan efek
pengawetan yang berasal dan beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalamnya,
khususnva senyawa-senyawa aldehid, keton, dan berbagai asam-asam organik, dan
pengasapan menghasilkan rasa serta flavor ikan asap yang spesifik. Namun
dibandingkan dengan hasil pengolahan atau pengawetan ikan dengan cara
tradisional lainnya seperti cara penggaraman, pemindangan dan fermentasi, ikan
asap kurang begitu populer. Kemungkinan hal ini disebabkan masyarakat
konsumennya masih terbatas.
Salah satu produk pengasapan yang
mempunyai prospek untuk disebarluaskan adalah bandeng asap. Sebagaimana
diketahui bahwa ikan bandeng merupakan ikan hasil budidaya tambak yang sudah lama
dikembangkan dan cukup luas dikenal di seiuruh wilayah Indonesia. Selama ini
bandeng asap hanya dikenal di daerah Sidoarjo dan sekitarnya dan tidak jarang
pembeli membawanya sebagai oleh-oleh.
PERALATAN
- Pisau
- Talenan
- Timbangan
- Bak
dan keranjang plastik
- Lemari
pengasap
BAHAN-BAHAN
- lkan bandeng segar berukuran sekitar 2 - 3 ekor/kg
- Garam
- Es
- Arang, sabut dan tempurung
kelapa
- Kantong plastik polietilen
CARA PENGOLAHAN
lkan bandeng yang akan diolah harus dalam keadaan segar dan
tidak mengalami cacat fisik. Ikan dicuci bersih untuk menghilangkan lumpur dan
kotoran lainnya. kemudian disiangi dengan cara membelah bagian bawah perut ikan
hingga sampai kedekat bagian anus. Isi perut dan lapisan hitam yang melekat
pada dinding perut serta insangnya dibuang, lalu dilakukan pembilasan di bawah
air kran yang mengalir. Ikan yang telah dicuci ditampung di dalam keranjang
plastik dan dibiarkan beberapa saat untuk penirisan air cucian.
Ikan dimasukkan ke dalam bak yang berisi larutan garam jenuh
yang dibuai dengan melarutkan 3 kg gram ke dalam 10 liter air. Perendaman
dilakukan selama 30 menit. Tujuan dan perendaman dalam larutan garam ini selain
untuk meningkatkan rasa dan tekstur ikan juga sekaligus membersihkan sisa darah
dan kotoran lainnya yang masih tertinggal. Setelah perendaman ikan dibilas
dengan air tawar dan ditampung kembali ke dalam keranjang plastik untuk
ditiriskan.
Ikan disusun dan
digantung di atas batang-batang besi pengasap dengan cara menusuk bagian mulut
ikan dengan kaitan besi yang berbentuk pancing. Bagian perut ikan dibuka dengan
menggunakan batangan lidi atau kayu sebagai pengganjal di antara rongga perut.
Untuk mendapatkan aliran asap yang merata jarak antara ikan-ikan di atas batang
besi dan juga jarak antara batang-batang besi di dalam lemari asap jangan
terlalu rapat.
Sementara itu siapkan
lemari asap dengan membakar arang didalamnya, kemudian tambahkan sabut dan
tempurung kelapa secukupnva sehingga dihasilkan asap yang cukup tebal. Masukkan
ikan ke dalam lemari asap dan pintu lemari di tutup rapat. Pengasapan dilakukan
dengan dua tahap, yaitu pertama dengan pengasapan dingin (suhu lemari asap
diatur sekitar 55-600C) selama 4 jam dan dilanjutkan dengan
pengasapan panas (suhu lemari asap sekitar 75 - 800C) selama 2 jam
Setelah pengasapan ikan disimpan dalam ruangan yang bersih dan dibiarkan hingga
mencapai suhu ruang. Kemudian dikemas dalam kantong-kantong plastik polietilen
untuk pemasaran. Skema pengolahan ikan bandeng asap dapat dilihat dalam Gambar
1.
IKAN BANDENG SEGAR
------------------ŕ Penyiangan
|
Pencucian
|
Perendaman dalam larutan
|
Pembilasan
|
Penirisan
|
Penggantungan di atas batas besi
|
Pengasapan
|
Pendinginan
|
Pengemasan
Catatan:
Komposisi kimia lkan
bandeng asap
Air : 54 - 59 %
Protein : 27
- 40 %
Lemak : 2,5 - 6,0 %
Abu : 2,5 - 5,0%
Komposisi kimia
bandeng asap sangat tergantung pada umur ikan dan cara pengolahan, semakin
besar ukuran ikan semakin tinggi kadar lemaknya dan lama serta cara pengasapan
akan mempengaruhi kadar airnya.
Umur simpan atau
bandeng asap pada suhu ruang sekitar 2-3 hari Kerusakan umumnya ditandai oleh
timbulnya lendir dipermukaan yang diikuti dengan serangan kapang. Umur simpan
ini dapat diperpanjang sampai 7 hari jika disimpan pada suhu sekitar 100C.
atau jika dikemas dengan hampa udara (vaccuum). Praktek yang biasa dilakukan
oleh para pengolah untuk memperpanjang daya awet mi ilahah dengan mengasap ikan
asap untuk beberapa saat.
Sumber:
Kumpulan hasil-hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan bekerjasama dengan United State Agency for International Development-Fisheries Research and Development Project (USAID/FRDP)