|
P I L I H E D I
S I | April 2003 | Mei | Juni | Juli | Agustus | September | Oktober | Nopember | Desember | Januari | Februari | Maret 2004 | Pengolahan Abon Tuna di Sendangbiru MenguntungkanMalang, Kompas; Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang,
akan berupaya membantu meningkatkan pendapatan keluarga nelayan di Pantai
Sendangbiru, Kabupaten Malang. Caranya, dengan program pendampingan
masyarakat dalam pengolahan ikan tuna menjadi jenis makanan abon. Cara tersebut ternyata
dapat menghasilkan keuntungan lebih dari 50 persen, jika dibandingkan
penjualan ikan tuna mentah. "Beberapa waktu lalu saya menjumpai salah
satu penjual abon ikan tuna di Sendangbiru. Ternyata enak juga, dan dijual
dengan harga Rp 28.000 per kilogram," kata Kepala LPM Unibraw
Syamsulbahri, Selasa (29/10), di Malang. Menurut Syamsulbahri,
pengolahan ikan tuna untuk jenis makanan abon masih relatif sedikit. Sewaktu
ia menjumpai penjual abon ikan tuna di Sendangbiru, dilihat hanya ada satu
penjual. Dari keterangan penjual itu, diperkirakan hanya sekitar enam warga
Sendangbiru yang bisa memproduksi abon ikan tuna. Harga ikan tuna di
Sendangbiru sebesar Rp 7.000 per kilogram. Adapun harga ikan tuna
mentah untuk abon Rp 28.000 per kilogram. Hasil tangkapan ikan nelayan
Sendangbiru sebenarnya memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jenis ikan tuna
dan cakalang. Akan tetapi, para nelayan banyak menghadapi berbagai
keterbatasan dan kendala. Kendala itu, ikan-ikan
tersebut hanya bisa dijual ke pedagang di Pelabuhan Benoa, Bali atau ke
Cilacap, Jawa Tengah. Potensi lestari ikan di Pantai Sendangbiru mencapai
443.000 ton ikan tangkapan per tahun, namun para nelayan hanya mampu
menangkap ikan sekitar satu persen dari potensi itu. Sarana dan prasarana
pengembangan ikan olahan di Pantai Sendangbiru masih sangat terbatas. Bahkan,
keperluan kecil seperti penyediaan es balok untuk pengawetan ikan juga tidak
tersedia dalam jumlah yang cukup. Selama ini para nelayan
di Pantai Sendangbiru terpaksa harus mendatangkan es balok dari Tulungagung
dan Blitar. Begitu pula untuk bahan bakar kapal berupa solar, diperoleh dari
tempat jauh dari Pantai Sendangbiru. "LPM Unibraw akan memperhatikan
hal-hal kecil seperti itu agar bisa benar-benar membantu masyarakat
kecil," kata Syamsulbahri. (KOMPAS,2002) |
|
|